Supervisi Tim Bimas Islam Kemenag Bojonegoro di KUA Kecamatan Margomulyo



Margomulyo-Kamis 31 Juli 2025, telah dilaksanakan kegiatan supervisi oleh Tim Bimbingan Masyarakat (Bimas) dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro bertempat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Margomulyo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan pegawai dan monitoring triwulan kedua tahun 2025, yang rutin dilakukan untuk memastikan pelaksanaan tugas dan layanan publik di KUA berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Tujuan utama dari kegiatan supervisi ini adalah untuk memantau, mengevaluasi, dan memberikan pembinaan langsung terhadap pelaksanaan tugas serta pelayanan nikah dan rujuk, yang menjadi salah satu fungsi inti KUA di tingkat kecamatan. Melalui kegiatan ini, Tim Bimas melakukan telaah menyeluruh terhadap aspek administrasi, layanan kepada masyarakat, hingga kondisi sarana dan prasarana penunjang layanan di kantor KUA.

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Supervisi, KUA Kecamatan Margomulyo dinilai telah menunjukkan kinerja yang baik dan mengalami perkembangan positif dalam beberapa aspek penting. Di antaranya adalah peningkatan kualitas administrasi, penataan layanan publik yang lebih tertib dan responsif, serta pembenahan sarana prasarana kantor* guna menunjang kenyamanan dan efisiensi pelayanan.

Tim Bimas memberikan apresiasi dan penghargaan atas berbagai langkah perbaikan yang telah dilakukan oleh Kepala KUA beserta seluruh jajaran pegawai. Mereka juga memberikan sejumlah masukan strategis untuk terus meningkatkan mutu layanan, utamanya dalam hal digitalisasi data, peningkatan kedisiplinan, serta penguatan pelayanan berbasis masyarakat.

Kegiatan supervisi ini juga menjadi sarana komunikasi dan koordinasi dua arah antara Kantor Kemenag Kabupaten dan KUA di tingkat kecamatan. Hal ini penting guna memastikan bahwa kebijakan dan program-program Kementerian Agama dapat terlaksana secara efektif dan merata hingga ke wilayah pelayanan terkecil.

Harapannya, melalui kegiatan supervisi ini akan terwujud tata kelola kelembagaan KUA yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel, serta mampu mendukung program prioritas Kementerian Agama secara menyeluruh, khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di bidang urusan keagamaan dan keluarga.

#Umma

Baca Juga:

"Antara Jarum, Hasil Tes, dan Gelak Tawa: Potret Humanis CKG di KUA Margomulyo"

Foto bersama: Kebersamaan dan semangat sehat tampak dari wajah seluruh pegawai KUA Margomulyo yang berpose ceria bersama Tim Puskesmas Margomulyo usai kegiatan CKG.

Margomulyo-Kamis, 24 Juli 2025, suasana KUA Kecamatan Margomulyo tampak berbeda dari biasanya. Sejak pukul 09.00 hingga 10.30 WIB, ruangan yang biasanya diisi dengan urusan administrasi pernikahan dan layanan keagamaan, mendadak berubah menjadi ruang pemeriksaan kesehatan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas oleh Puskesmas Margomulyo.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Margomulyo, dr. Riyanto Prasetyo, bersama tim medis andalannya: dr. Egin Fergian Axpreydasta, Muhammad Adnan Kholadi, dan Muhamad Tegar Dwi Wahyu. Dengan sigap, Tim Medis memeriksa tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga asam urat para peserta yang terdiri dari pegawai, staf, penyuluh Agama Islam, serta beberapa P3N dan calon pengantin yang hadir di KUA hari itu.

Foto pemeriksaan: Tim medis tengah melayani pemeriksaan kepada peserta dengan teliti dan penuh keramahan.

Kepala KUA Margomulyo, Huda Afrianto, S.Ag., yang tampak antusias sejak awal kegiatan dimulai. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi tinggi kepada Kepala Puskesmas Margomulyo beserta tim, “Kami sangat berterima kasih atas atensi dan sinergi yang luar biasa ini. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan demi kesehatan dan kinerja yang optimal.”

Usai kegiatan, dr. Riyanto menyampaikan, “Alhamdulillah telah terlaksana dengan lancar kegiatan Program CKB (Cek Kesehatan Bersama) di KUA Margomulyo. Seluruh peserta yang hadir telah menjalani pemeriksaan menyeluruh, dan hasilnya pun sudah bisa diketahui. Bagi peserta yang direkomendasikan untuk terapi obat, bisa langsung menghubungi pihak Puskesma.”

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif agar para pegawai tetap sehat dan produktif. “Harapannya, program ini berkelanjutan dan menjadi bentuk nyata pelayanan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Salah satu peserta yang cukup heboh hari itu adalah Bapak Sakiman, yang tampak kaget namun tetap bersemangat ketika mengetahui angka asam uratnya mencapai level 9. Sambil tersenyum kecut, ia berseloroh, “Wah, saatnya diet dan banyak olahraga, guys… daripada olahraga lidah tiap pagi, mending jogging!” candanya yang disambut tawa peserta lainnya.

Serba-Serbi Cek Kesehatan Gratis di KUA Margomulyo: Antara Detak Jantung dan Detak Tawa

Tak hanya penuh manfaat, kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilaksanakan di KUA Margomulyo juga menyuguhkan banyak momen unik dan penuh kehangatan. Sejak pagi, para pegawai KUA, penyuluh agama, dan tamu lainnya sudah tampak semangat antre untuk diperiksa tim medis dari Puskesmas Margomulyo.

Ada yang datang dengan santai, ada pula yang tampak was-was—terutama saat giliran cek gula darah dan asam urat. Bahkan, suasana ruang tunggu sempat diwarnai canda tawa saat beberapa peserta mulai menerka-nerka hasil pemeriksaannya sendiri. Salah seorang staf sempat berseloroh, "Kalau kolesterol saya tinggi, pasti gara-gara rendang kemarin, bukan salah saya ya, tapi salah ibu saya yang masak enak!"

Momen selfie dan swafoto juga tak luput dari perhatian. Beberapa pegawai KUA terlihat antusias mengabadikan momen cek kesehatan ini bersama rekan kerja dan tim medis. Salah satu foto selfie bahkan memperlihatkan ekspresi campur aduk: antara tegang menunggu hasil cek dan senyum menyambut kamera.

Dokter Egin, Adnan, dan Tegar pun tak luput jadi sasaran obrolan santai. Walau mereka tengah serius melayani pemeriksaan, tetap saja banyak peserta yang menggoda mereka agar tidak "menakut-nakuti" saat menyebutkan hasil. "Dok, bilangnya yang halus ya, jangan kagetin!" celetuk seorang penyuluh agama sambil tertawa.

Tak kalah menarik, Pak Sakiman, yang hasil asam uratnya paling tinggi hari itu, langsung jadi bahan candaan bersama. Dengan gaya santainya, beliau mengangkat tangan sambil berkata, "Resmi, saya pensiun makan jeroan. Mohon diaminkan bersama-sama." Semua pun tertawa.

Di balik semua keceriaan ini, tersimpan satu pesan penting: menjaga kesehatan adalah kewajiban bersama. Dan kegiatan seperti ini—penuh manfaat, keakraban, dan canda tawa—jadi bukti bahwa sehat itu bukan hanya urusan medis, tapi juga kebersamaan dan kepedulian.


Baca Juga:

Meneguhkan Jejak Wakaf, Menguatkan Aset Umat: Pengukuran Tanah Wakaf se-Kecamatan Margomulyo

Margomulyo – Kegiatan pengukuran tanah wakaf di wilayah Kecamatan Margomulyo secara resmi dimulai pada hari Selasa, 15 Juli 2025. Kegiatan perdana ini dilaksanakan di Desa Sumberjo, tepatnya di Dusun Becok, dengan objek tanah wakaf berupa sebidang tanah yang di tempati untuk Masjid Baiturrohman.

Tim pengukuran terdiri dari berbagai unsur yang terlibat aktif dalam pengelolaan dan sertifikasi tanah wakaf. Mereka adalah Petugas Ukur dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bojonegoro, Mas Eko, Penyuluh Agama Islam KUA Margomulyo, Operator Wakaf KUA Margomulyo, Kepala Dusun setempat, serta perwakilan tokoh masyarakat.

Objek tanah wakaf yang diukur adalah tanah milik Wakif atas nama Ibu Kustiyah, yang telah mewakafkan sebidang tanah untuk pembangunan dan pengembangan Masjid Baiturrohman sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan masyarakat Dusun Becok.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis dalam percepatan sertifikasi tanah wakaf di Kecamatan Margomulyo. Dengan adanya sertifikat wakaf, diharapkan status hukum tanah wakaf menjadi lebih kuat dan terlindungi, serta dapat mencegah potensi sengketa di masa mendatang.

Semangat kolaboratif dan antusiasme dari semua pihak yang terlibat menjadi modal penting dalam menyukseskan program ini hingga ke seluruh desa di wilayah Kecamatan Margomulyo.

Pengukuran Berlanjut ke Musholla Al-Ikrom, Fokus pada Wakaf Produktif

Masih di Dusun Becok, Desa Sumberjo, pengukuran tanah wakaf berlanjut ke lokasi berikutnya, yakni Musholla Al-Ikrom. Pengukuran dilakukan terhadap dua bidang tanah, masing-masing merupakan tanah wakaf dengan tujuan berbeda namun saling mendukung.

Bidang pertama adalah tanah tempat berdirinya Musholla Al-Ikrom yang telah menjadi pusat ibadah warga setempat. Sementara bidang kedua merupakan tanah wakaf yang diperuntukkan untuk menunjang kemakmuran musholla, atau dikenal dengan istilah wakaf produktif. Kedua bidang tanah tersebut diwakafkan oleh Ibu Suparti dan Bapak Lamidi, salah satu tokoh masyarakat Dusun Becok yang memiliki komitmen tinggi dalam mendukung pengembangan sarana ibadah dan pemberdayaan umat.

Upaya ini menjadi bagian dari langkah sistematis dalam memastikan seluruh aset wakaf, baik untuk ibadah maupun wakaf produktif, memiliki legalitas hukum yang kuat. Diharapkan ke depan, pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf bisa lebih optimal, berkelanjutan, dan membawa manfaat luas bagi masyarakat.

Pengukuran Tanah Wakaf Berlanjut ke Musholla Baitun Naim di Dusun Wates

Masih dalam rangkaian kegiatan pengukuran tanah wakaf di Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, tim melanjutkan tugasnya ke Dusun Wates. Lokasi pengukuran kali ini difokuskan pada Musholla Baitun Naim yang telah lama menjadi tempat ibadah utama warga sekitar.

Wakif dari tanah tersebut adalah Bapak Sukono dan Wakimin, yang telah mewakafkan dua bidang tanah. Bidang pertama adalah tanah yang saat ini digunakan untuk bangunan Musholla. Sedangkan bidang kedua merupakan tambahan tanah yang terletak di sisi barat, tepatnya pada bagian imaman, dan direncanakan akan dimanfaatkan untuk perluasan area musholla seiring meningkatnya jumlah jamaah dan kegiatan keagamaan.

Upaya ini menjadi bagian penting dalam proses legalisasi dan pengamanan aset wakaf di wilayah Kecamatan Margomulyo. Diharapkan, dengan kepastian hukum atas tanah wakaf, fungsi sosial dan keagamaan dari aset tersebut dapat terus berkembang dan memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

Masjid An-Nur Dusun Mojosari Jadi Titik Lanjutan Pengukuran Tanah Wakaf

Setelah menyelesaikan pengukuran di beberapa titik sebelumnya, kegiatan pengukuran tanah wakaf di Desa Sumberjo berlanjut ke Dusun Mojosari. Kali ini, tim melakukan pengukuran pada satu bidang tanah yang diperuntukkan bagi Masjid An-Nur, masjid utama yang menjadi pusat ibadah dan aktivitas keagamaan warga Mojosari.

Tanah tersebut diwakafkan oleh Bapak Ali Mahmud , tokoh masyarakat setempat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pengembangan syiar Islam dan fasilitas keagamaan di lingkungannya. Pengukuran dilakukan secara cermat untuk memastikan batas dan luasan bidang tanah sesuai dengan data riil di lapangan.

Dengan dilakukannya pengukuran ini, maka Masjid An-Nur akan segera memasuki proses sertifikasi tanah wakaf, yang menjadi langkah penting dalam memperkuat status hukum dan melindungi keberadaan aset wakaf untuk generasi mendatang.


Pengukuran Wakaf untuk Pondok Pesantren Assyakur di Dusun Bungkul

Kegiatan pengukuran tanah wakaf di Desa Sumberjo berlanjut ke titik berikutnya di hari itu, yaitu di Dusun Bungkul. Objek pengukuran kali ini adalah sebidang tanah persawahan yang diwakafkan oleh Haji Ramli untuk mendukung operasional Pondok Pesantren Assyakur.

Tanah wakaf ini diperuntukkan sebagai sumber daya produktif guna menunjang keberlangsungan kegiatan pendidikan dan keagamaan di lingkungan pondok. Dengan model wakaf produktif seperti ini, pesantren memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi dan terus berkembang dalam pembinaan generasi muda.

Langkah ini merupakan wujud konkret dari komitmen bersama dalam mengamankan aset wakaf, memperkuat legalitasnya, serta memastikan kebermanfaatannya untuk umat dalam jangka panjang.

Lokasi Kedelapan Pengukuran Di RA Al-Qodar Sumberjo

Sebidang tanah wakaf untuk RA (Raudlatul Athfal) Al-Qodar dusun Bungkul dari wakif Bapak Choimin/Aniq telah dilakukan pengukuran secara resmi oleh tim dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Margomulyo dan perwakilan dari BPN (Badan Pertanahan Nasional). Kegiatan ini berlangsung dengan suasana penuh kebersamaan dan semangat gotong royong.

Dalam dokumentasi lapangan, tampak para pihak yang terlibat menunjukkan sikap antusias, termasuk dari unsur nadzir, pengurus yayasan pendidikan, serta tokoh masyarakat setempat. Tanah ini akan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak usia dini berbasis keislaman, mencerminkan nilai ibadah jariyah yang terus mengalir manfaatnya.

Dengan terealisasinya tanah wakaf ini, diharapkan RA Al-Qodar dapat berkembang sebagai lembaga pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam, berkontribusi mencetak generasi Qur’ani yang cerdas dan berakhlak mulia.

Pengukuran Terakhir hari selasa: Tanah Wakaf untuk Lapangan MI Al-Fatah

Kegiatan pengukuran tanah wakaf di Desa Sumberjo ditutup dengan lokasi terakhir yang masih berada di Dusun Bungkul. Kali ini, objek pengukuran adalah sebidang tanah milik Sumari yang diwakafkan untuk lapangan MI Al-Fatah.

Tanah ini direncanakan sebagai sarana olahraga dan kegiatan luar ruang bagi para siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatah. Kehadiran lapangan ini akan sangat menunjang aktivitas fisik, upacara, dan pembinaan karakter peserta didik, sejalan dengan prinsip pendidikan Islam yang mengedepankan keseimbangan antara jasmani dan rohani.

Tim pengukur dari BPN Bojonegoro bersama Penyuluh Agama Islam dan Operator Wakaf KUA Margomulyo kembali menjalankan tugas dengan profesional dan teliti, memastikan batas-batas tanah tercatat dengan akurat. Kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, yang menyambut dengan penuh rasa syukur dan optimisme.

Dengan selesainya seluruh rangkaian pengukuran wakaf hari ini, harapannya proses sertifikasi dapat segera ditindaklanjuti, sehingga status hukum tanah wakaf menjadi kuat dan pelaksanaannya benar-benar memberi kemaslahatan jangka panjang bagi umat, khususnya dalam bidang pendidikan Islam di Desa Sumberjo.


Baca Juga:

IPARI Bojonegoro Gelar Orientasi dan Pembinaan bagi CPNS dan PPPK Penyuluh Agama Islam Tahun 2025


Bojonegoro, 16 Juli 2025 — Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Bojonegoro menggelar kegiatan Orientasi dan Pembinaan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Penyuluh Agama Islam tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (16/7) bertempat di aula Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Bojonegoro.


Acara dimulai dengan sambutan sekaligus pengarahan dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kankemenag Bojonegoro, H. Sun’an, S.Pd.I., MM. Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya memahami tugas dan fungsi penyuluh agama dalam mendukung program kerja Kementerian Agama serta menjaga moderasi beragama di tengah masyarakat.


Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pembinaan dari Kepala Kankemenag Kabupaten Bojonegoro, Dr. H. Amanulloh, M.HI. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa penyuluh agama memiliki peran strategis dalam membina umat, menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang menyejukkan, serta menjadi garda terdepan dalam menangkal paham-paham radikal.


"Kita berharap para penyuluh agama, baik yang baru diangkat melalui jalur CPNS maupun PPPK, dapat menjalankan tugasnya dengan profesional, berintegritas, dan mampu menjawab tantangan zaman," ujar Dr. Amanulloh.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi sharing session yang menghadirkan diskusi terbuka mengenai tugas pokok dan fungsi penyuluh agama, tantangan lapangan, serta pengenalan lebih lanjut tentang IPARI sebagai organisasi profesi yang menaungi para penyuluh agama di Indonesia.


Dengan adanya kegiatan orientasi dan pembinaan ini, diharapkan para penyuluh agama yang baru dapat lebih siap dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, serta semakin solid dalam menjalin sinergi dengan berbagai pihak untuk membangun masyarakat yang religius dan harmonis.


#Umma

Persiapan Latsar dan Orientasi CPNS & CPPPK KUA Margomulyo: Semangat Pengabdian Menuju Kemenag


Senin pagi, 14 Juli 2025 pukul 07.15 WIB, suasana di beranda Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Margomulyo tampak hangat dan penuh semangat. Seluruh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bersama para Penyuluh Agama Islam KUA Margomulyo berkumpul dalam rangka persiapan mengikuti kegiatan Latihan Dasar (Latsar) dan Orientasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro.

Sebelum berangkat menuju lokasi kegiatan, para peserta menyempatkan diri untuk berfoto bersama sebagai bentuk kebersamaan dan dukungan moral antar sesama rekan kerja. Momen ini menjadi pengingat pentingnya kebersamaan dalam menapaki tanggung jawab baru sebagai abdi negara di lingkungan Kementerian Agama.

Latsar dan Orientasi ini merupakan tahapan awal yang sangat penting, menjadi bekal dasar bagi para CPNS dan CPPPK dalam memahami tugas, fungsi, serta nilai-nilai ASN Kemenag yang akan mereka emban. Kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wadah pembentukan karakter, etika kerja, dan semangat pengabdian demi pelayanan umat yang lebih baik.

Dengan semangat dan doa dari keluarga besar KUA Margomulyo, para peserta diharapkan dapat mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh kesungguhan, serta kembali membawa semangat baru dalam menjalankan tugas dan pengabdian di tengah masyarakat.

Kebersamaan yang terjalin pagi itu tidak hanya menjadi simbol solidaritas antarsesama ASN dan Penyuluh Agama Islam, tetapi juga mencerminkan semangat baru dalam membangun pelayanan publik yang lebih profesional dan berintegritas di bawah naungan Kementerian Agama.

Kegiatan foto bersama yang dilakukan di depan Kantor KUA Margomulyo menjadi dokumentasi bersejarah bagi para peserta. Dengan mengenakan seragam hitam-putih yang rapi dan wajah penuh semangat, mereka menatap masa depan pengabdian dengan optimisme tinggi. Dukungan dari para senior dan pimpinan KUA pun turut memberikan motivasi dan harapan agar para peserta mampu mengikuti Latsar dan Orientasi dengan lancar dan sukses.

Sebagai bagian dari reformasi birokrasi, Latsar dan Orientasi ini diharapkan mampu mencetak ASN dan PPPK yang tidak hanya kompeten secara administratif, tetapi juga memiliki integritas, loyalitas, serta kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini sejalan dengan semangat Kementerian Agama dalam membentuk pribadi-pribadi pelayan umat yang berakhlakul karimah dan profesional.

Suasana Aula Kemenag Bojonegoro: Semangat dan Keceriaan Peserta Putri

Setibanya di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, para peserta CPNS dan PPPK khususnya dari kalangan putri tampak antusias dan berseri-seri mengikuti rangkaian pembukaan kegiatan Latihan Dasar dan Orientasi ASN.

Dengan balutan seragam hitam putih yang rapi dan senyum semangat di wajah, para peserta menunjukkan kesiapan dan tekad kuat untuk menimba ilmu serta memperkuat komitmen pengabdian di bawah naungan Kementerian Agama.

Momen hangat ini menjadi bukti bahwa semangat pengabdian bukan hanya soal tugas, tetapi juga tentang keceriaan, kebersamaan, dan ketulusan hati.

Semoga seluruh rangkaian Latsar dan Orientasi ini berjalan lancar, membawa manfaat besar, dan menjadi bekal penting dalam membangun layanan umat yang profesional dan humanis. Semoga seluruh peserta dapat menyerap ilmu dan pengalaman selama Latsar dan Orientasi, serta kembali ke KUA Margomulyo dengan semangat dan kesiapan yang semakin matang untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

#CPNSKemenag
#PPPKKemenag
#Latsar2025
#ASNBerAKHLAK
#KemenagBojonegoro
#KUA_Margomulyo
#PengabdianTanpaBatas
#SemangatASN

Jum'at Ceria di KUA Margomulyo: Tawa, Semangat, dan Senyuman Pagi yang Menular!

Dokumentasi lengkap: terlihat seluruh tim bahu-membahu menyambut pagi dengan gaya bebas, kompak, dan penuh rasa syukur di bawah naungan hijau khas KUA Margomulyo.

Margomulyo, Jum’at 11 Juli 2025 – Udara pagi yang cerah membawa semangat tersendiri bagi segenap keluarga besar KUA Kecamatan Margomulyo. Pukul 09.00 WIB, ruang pelayanan KUA mendadak berubah menjadi panggung kebahagiaan. Seluruh pegawai, staf, dan penyuluh agama Islam berkumpul, menyambut pagi dengan wajah ceria, senyum lebar, dan energi positif yang menular – seolah-olah kopi belum sempat diseduh pun tidak jadi soal!


Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, momen kebersamaan ini diwarnai gelak tawa, canda ringan, dan tentu saja gaya pose unik nan lucu yang tertangkap kamera – termasuk aksi selfie “tak disengaja” dari salah satu staf yang sukses mencuri perhatian. Ada yang angkat jempol, ada yang pose pahlawan kesiangan, hingga yang senyum manis tapi masih setengah ngantuk—lengkap sudah potret keseharian penuh warna ala KUA Margomulyo.


Kegiatan ini menjadi bagian dari tradisi ‘Jum’at Ceria’ yang secara rutin digelar untuk mempererat silaturahmi antarsesama pegawai sekaligus menyegarkan semangat kerja di tengah rutinitas pelayanan kepada masyarakat. Karena bagi mereka, melayani dengan hati yang gembira adalah bentuk ibadah yang paling mengesankan.


“Di KUA Margomulyo, kita nggak cuma catat nikah, tapi juga catat tawa,” celetuk salah satu penyuluh disambut gelak tawa yang tak kalah meriah dari suasana arisan ibu-ibu RT.


Jum'at ceria ini bukan sekadar rutinitas, tapi juga bukti bahwa pelayanan terbaik dimulai dari hati yang ringan dan senyum yang tulus. Semoga semangat ceria ini terus menyebar hingga ke seluruh warga Margomulyo. Karena siapa bilang kerja serius harus selalu berwajah serius?



Dari KUA Margomulyo, tempat di mana administrasi dan tawa bisa berjalan beriringan.

Berkas Pak Sakiman Diterima, Wajah Lega dan Suasana Ceria Mengiringi

Bojonegoro, Senin 07 Juli 2025, menjadi hari yang penuh rasa lega bagi Pak Sakiman. Setelah melewati proses panjang pengumpulan dan pemeriksaan berkas administrasi, akhirnya tumpukan dokumen yang selama ini menjadi buah kesabaran dan usaha beliau resmi diterima oleh petugas Kemenag Kabupaten Bojonegoro. Tampak dalam foto, tumpukan map hitam yang telah diikat rapi menjadi saksi bisu perjuangan dan harapan besar yang dibawa oleh Pak Sakiman.

Pak Sakiman tak sendiri. Ia datang bersama sahabat setianya, Pak Udin. Ketika petugas menerima dan memeriksa berkas-berkas tersebut satu per satu, ekspresi tegang yang sempat terlihat di wajah mereka perlahan mencair menjadi senyum lega. Bahkan, tak sedikit teman-temannya yang ikut bergembira menyaksikan momen berharga itu.

"Alhamdulillah, akhirnya berkasnya diterima. Rasanya seperti lepas beban berat di pundak," ujar Pak Sakiman sambil tersenyum lebar. Pak Udin yang duduk di sampingnya menimpali dengan canda khasnya, "Setelah ini tinggal doa dan ngopi bareng, Mas!"

Momen sederhana ini menjadi pengingat bahwa setiap usaha, selama dijalani dengan sabar dan tulus, akan berbuah manis. Sebagaimana kisah sebelumnya tentang ujian dan keikhlasan, hari ini menjadi babak baru yang menunjukkan bahwa kesabaran memang tak pernah mengkhianati hasil.


Di ruang pelayanan yang pagi itu tampak hangat oleh cahaya matahari dan canda tawa ringan, suasana menjadi berbeda dari biasanya. Bukan hanya karena berkas Pak Sakiman telah diterima, tetapi juga karena atmosfer haru dan syukur yang mengiringinya. Salah satu staf bahkan sempat berkomentar sambil tersenyum, “Ini bukan cuma soal berkas lengkap, tapi soal kesungguhan dan kesabaran yang patut diapresiasi.”

Bagi Pak Sakiman, proses ini bukan sekadar administrasi. Ini tentang memperjuangkan legalitas dan kejelasan status yang sudah lama ia ikhtiarkan. Dengan dukungan Pak Udin dan beberapa teman yang tak henti menyemangati, perjalanan ini terasa lebih ringan. Mereka tak hanya menunggu hasil, tapi juga turut membantu menyiapkan dokumen, saling mengingatkan jadwal, dan berbagi cerita untuk meredakan ketegangan.

Tak heran jika saat berkas benar-benar diterima secara resmi hari ini, bukan hanya Pak Sakiman yang tersenyum puas. Rekan-rekannya ikut mengangkat tangan sambil berseru pelan, “Mantap, Pak!” — seolah turut merayakan keberhasilan itu sebagai kemenangan bersama.

Foto yang diambil pagi itu pun menangkap momen penting tersebut. Sepuluh bundel besar berkas terikat rapi menjadi simbol nyata kerja keras dan niat baik yang kini telah sampai di tujuan. Sementara Pak Sakiman duduk dengan seragam putih bersih, wajahnya memancarkan rasa tenang yang tulus.

Di pertengahan hari, ketika mereka pamit meninggalkan kantor Kemenag, Pak Udin berkelakar, “Kalau besok-besok ada yang butuh jasa bawa berkas, bisa hubungi kami. Pengalaman kami sudah level nasional!”

Semua tertawa. Tapi di balik tawa itu, ada rasa bahagia yang tak bisa disembunyikan. Karena hari ini, satu ikhtiar telah sampai pada muaranya. Dan sebagaimana disampaikan dalam artikel sebelumnya — Sabar Itu Ujian, maka hari ini sabar itu telah menjelma menjadi jawaban.


🌙 Pengajian Rutin Triwulan Muslimat-Fatayat NU Margomulyo: Tebar Keberkahan Muharram dan Santunan Yatim


Margomulyo, Ahad 6 Juli 2025 — Semangat kebersamaan dan nilai kepedulian sosial mewarnai kegiatan Pengajian Rutin Triwulan yang digelar di GOR Desa Margomulyo mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini diinisiasi oleh PAC Muslimat NU dan PAC Fatayat NU Kecamatan Margomulyo, serta mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen warga Nahdliyyin se-Kecamatan Margomulyo.

Acara yang berlangsung khidmat ini menghadirkan KH. Sun’an Mubarrok, MM, Kasi PD Pontren Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, sebagai penceramah utama. Dalam tausiahnya, beliau menyampaikan materi tentang Keutamaan Bulan Muharram sebagai momentum pembuka tahun hijriyah yang penuh berkah dan peluang untuk memperbanyak amal saleh. Salah satu bentuk amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ini adalah menyantuni anak yatim piatu, sebagaimana yang turut dilaksanakan dalam kegiatan ini.

👥 Dihadiri oleh Elemen NU dan Forkopimcam

Kegiatan ini semakin semarak dengan kehadiran dan dukungan jajaran:

  • Pemerintah Desa Margomulyo
  • Struktural MWCNU dan pengurus ranting se-Kecamatan Margomulyo

  • Badan Otonom NU: Muslimat, Fatayat, Ansor, UPZISNU, Banser, IPNU, IPPNU beserta seluruh pengurus PAC dan ranting

  • Jajaran KUA Kecamatan Margomulyo

  • FORPIMCAM Margomulyo

Kebersamaan lintas struktur dan generasi ini menjadi bukti nyata sinergi antar elemen umat dalam menjaga tradisi dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.


🎁 Santunan Yatim, Simbol Kepedulian Sosial

Puncak dari kegiatan ini adalah penyerahan santunan kepada anak-anak yatim piatu, yang disambut haru dan penuh kehangatan. Dalam dokumentasi foto yang terlampir, KH. Sun’an Mubarrok tampak mengenakan peci putih dan bersorban, berdiri di barisan depan bersama para anak yatim penerima santunan. Senyum para penerima dan keramahan para tokoh menambah suasana penuh berkah di GOR Margomulyo.

🤲 Doa dan Harapan

Di akhir acara, doa bersama dipanjatkan agar keberkahan bulan Muharram terus mengalir kepada seluruh peserta, khususnya para anak yatim yang telah disantuni. Diharapkan kegiatan pengajian semacam ini tidak hanya memperkuat tradisi keagamaan, tetapi juga menjadi tonggak kepedulian sosial yang terus hidup di tengah masyarakat Nahdliyyin.



📢 Antusiasme Jama’ah Membludak hingga ke Luar GOR

Antusiasme warga Nahdliyyin dalam mengikuti Pengajian Triwulan ini sungguh luar biasa. Ribuan jama’ah, didominasi oleh kaum ibu dari unsur Muslimat dan Fatayat NU, tampak memadati seluruh area GOR Desa Margomulyo. Bahkan, berdasarkan pantauan panitia, jama’ah membludak hingga ke luar gedung, memenuhi halaman dan sisi kanan-kiri GOR.

Lautan kerudung hijau, pink, dan warna-warni khas Muslimat-Fatayat menjadi pemandangan penuh harmoni yang menyejukkan hati. Petugas panitia pun tampak sigap mengatur tempat duduk, kelancaran konsumsi, hingga sistem suara agar semua jama’ah, baik di dalam maupun luar gedung, tetap dapat menyimak tausiyah secara nyaman dan khidmat.

📹 Dokumentasi, Live Streaming, dan Panggung Dakwah Penuh Nuansa

Kegiatan ini juga didokumentasikan secara profesional dengan dukungan tim media dan perangkat live streaming, memastikan bahwa semangat dakwah dan pesan keislaman yang disampaikan KH. Sun’an Mubarrok dapat menjangkau lebih luas, termasuk melalui media sosial resmi MWCNU Margomulyo.

Tampak pula panggung utama yang dihias dengan elegan, tempat para tokoh Nahdlatul Ulama duduk berdampingan dalam suasana teduh dan bersahaja, memberi kesan kuat bahwa pengajian ini bukan sekadar acara rutin, melainkan pengikat ukhuwah, penguat iman, dan penggerak amal sosial.

"Sabar... Ini Ujian": Kisah Syahdu dan Lucu Pejuang Map Snal

 


Di antara dua belas wajah baru yang kini menghiasi Kantor Urusan Agama (KUA) Margomulyo, ada dua sosok yang pelan-pelan mencuri perhatian karena kebaikan hati dan semangat pengabdian mereka: Pak Udin dan Pak Sakiman. Keduanya bukan hanya pegawai baru, tetapi juga segera menjadi rekan seperjuangan dalam urusan yang tak disangka-sangka: misi pengantaran berkas ke Bagian Unit Kepegawaian (UP) Kemenag Bojonegoro.

Hari itu, tugas mulia mengantar berkas pertama kali diemban oleh Pak Udin dan Pak Rosyidi. Semangat pagi mereka begitu menggebu, dengan map warna-warni yang rapi mereka bawa—sayangnya, harapan tinggal harapan. Sesampainya di bagian Kepegawaian, berkas mereka ditolak halus. Bukan karena isinya salah, melainkan mapnya... kekecilan! Ternyata pihak keuangan sudah menentukan spesifikasi: ukuran map 3–5 cm! Pak Udin dan Pak Rosyidi pun hanya bisa saling pandang, lalu tertawa pahit sembari berkata, "Wah, kita pulang dulu ya... beli map!"

Sesampainya di KUA, seluruh teman satu tim langsung sigap. Seolah ada alarm darurat, semua tangan bekerja sama: mengganti map, merapikan kembali berkas, dan memastikan semuanya sesuai aturan. Suasana berubah jadi seperti dapur umum menjelang Idul Fitri—ramai, sibuk, tapi hangat.

Esok harinya, karena Pak Rosyidi berhalangan, posisi digantikan oleh Pak Sakiman. Maka berangkatlah Pak Udin dan Pak Sakiman, berdua dalam satu kendaraan, membawa harapan dan... map besar ukuran 5 cm.

Namun, sesampainya di bagian keuangan, cobaan kembali datang. Kali ini masalahnya berbeda: map-nya terlalu besar! Ya, benar. Kalau kemarin terlalu kecil, sekarang malah kebesaran. Pak Udin melongo, sementara petugas keuangan cuma bisa tersenyum maklum. Dan di tengah suasana yang nyaris canggung itu, tiba-tiba terdengar celetukan khas dari Pak Sakiman yang disambut tawa pecah semua orang:

"Sabaaaarrr... Ini ujian!" ucapnya sambil tertawa lebar, seolah ingin berkata: "Kalau semua serba mudah, ya bukan hidup namanya!"

Kisah sederhana ini mungkin hanya sebaris episode dari perjuangan para ASN baru. Tapi dari sana, kita belajar bahwa pengabdian itu tak melulu soal tugas besar, tapi justru teruji dari hal-hal kecil yang menguras kesabaran. Bahwa tawa bisa menjadi penyelamat di tengah tekanan, dan bahwa kerja tim, seberapapun sederhana, adalah fondasi kuat dalam melangkah ke masa depan.

Salam hormat untuk semua pejuang administrasi dan map 5 cm di luar sana—yang tetap tersenyum meski harus bolak-balik Bojonegoro demi selembar berkas.


Di Balik Map yang Terlalu Besar, Ada Hikmah yang Lebih Luas

Masih dalam sisa tawa dan semangat yang belum reda, Pak Udin dan Pak Sakiman perlahan melangkah meninggalkan ruangan Bagian Kepegawaian. Bukan dengan wajah murung, tapi justru dengan langkah ringan yang dipenuhi rasa syukur. “Yah, meski belum diterima, setidaknya kita sudah belajar lagi hari ini,” ujar Pak Udin sambil memegang map besar yang kini terasa seperti simbol perjuangan, bukan sekadar alat administrasi.

Dalam perjalanan pulang, angin Bojonegoro yang lembut menyapa mereka, seakan ikut menyampaikan pelajaran bahwa tidak semua yang kita rencanakan akan berjalan mulus. Kadang, kita harus tersandung, tertunda, bahkan diputar balik… hanya untuk diajarkan satu hal penting: kerendahan hati.

“Pak Udin,” ucap Pak Sakiman sambil tersenyum kecil, “barangkali ini cara Allah ngajari kita, bahwa jadi abdi negara bukan cuma soal paham aturan, tapi paham sabar…”

Pak Udin mengangguk. Ia terdiam sejenak sebelum berkata lirih, “Benar, Pak. Kita ini sedang dilatih... bukan hanya jadi pegawai yang rajin, tapi jadi manusia yang lapang.”

Tak lama kemudian, mereka pun tiba kembali di KUA Margomulyo. Disambut senyum rekan-rekan yang sejak tadi menunggu kabar. Ketika diceritakan bahwa map-nya lagi-lagi salah, ruangan itu sontak pecah dalam gelak tawa. Tapi kali ini tawa mereka bukan tawa mengejek, melainkan tawa yang lahir dari rasa senasib sepenanggungan—karena mereka tahu, semua ini adalah bagian dari proses tumbuh bersama.

Dari kisah itu, tersirat satu pelajaran agung:
Bahwa dalam pengabdian, kita tak hanya membawa berkas, tapi juga membawa niat yang ikhlas. Bahwa dalam setiap kesalahan, ada ruang untuk saling menguatkan, bukan menyalahkan. Dan bahwa dalam setiap "map salah ukuran", Allah sedang mengukur seberapa besar kesungguhan hati kita.

Petuah untuk Kita Semua:

“Hidup ini seperti perjalanan dengan map administrasi: kadang terlalu kecil, kadang terlalu besar. Tapi jangan berhenti hanya karena ukurannya salah—terus perbaiki, terus belajar, karena yang penting bukan cepat sampai, tapi selamat dan berakhlak saat sampai.”

Dan di situlah makna sesungguhnya dari sebuah pengabdian: bukan semata tugas yang selesai, tapi proses yang menumbuhkan hati. Terima kasih Pak Udin dan Pak Sakiman, telah mengajari kami arti ketulusan... dengan selembar map dan segenggam tawa.


By: druns